Senin, 30 April 2012

Penyebab gatal setelah digigit nyamuk


Kenapa kulit kita bentol dan terasa gatal setelah di gigit nyamuk?. Untuk tahu jawabannya, kita harus mengetahui bagaimana cara nyamuk dalam menggigit kulit manusia. Sebenarnya nyamuk menghisap darah bukan untuk memuaskan nafsu makanannya, mereka lebih selera menghisap madu, nektar dari bunga-bunga, dan juice. Hanya nyamuk betina saja yang menghisap darah, itupun diperlukan karena untuk bertelur mereka membutuhkan banyak protein amino yang terdapat dalam darah.


Darah manusia mengandung sedikit asam amino, nyamuk lebih menyukai darah kerbau atau tikus, tapi kalau ada manusia yang jumlahnya lebih banyak, dan lebih mudah di “gigit”, ya kenapa enggak?

Thermal Nyamuk selalu dapat menemukan sasarannya dengan tepat karena mereka “melihat” dengan gerakan, panas tubuh, dan bau tubuh kita. Jadi di kegelapan kamar kita,walau kita menutup selimut seluruh tubuh kita, ujung kaki kita yang tersembul, atau dengus nafas kita yang hangat, dapat memberi “tanda” bagi nyamuk tersebut bagwa disana ada sasaran yang siap diserang (kita tentu pernah melihat di film-film perang bagaimana seorang tentara mengintai musuhnya dengan “kacamata malam” yang menggunakan “panas” untuk melihat)

Sewaktu nyamuk hinggap di tubuh kita, dia menempelkan mulutnya yang mirip sedotan (disebut juga PROBOSIS, ingat ini hanya ada di nyamuk betina ya), lalu terdapat “pisau” yang merobek kulit kita maju mundur, hingga menemukan urat darah, setelah itu baru darah yang ada di hisap. Oh ya dalam prosesnya, nyamuk juga mengeluarkan air liur yang dapat mencegah darah yang dia hisap membeku (karena kita tahu darah kita akan segera membeku jika terkena udara khan?)

Proses ini berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk “menusuk” tubuh kita seperti halnya seorang dokter mnyuntikkan jarum suntik, padahal tidak begitu, nyamuk “membedah” kita seperti layaknya dokter bedah yang cepat dan akurat.

Proses penggigitan belum selesai. Setalah nyamuk “kenyang” dia akan mencabut “sedotannya” dan terbang. Air liur yang tertinggal di kulit kita akan merangsang tubuh layaknya ada benda asing yang mengganggu, terjadilah proses yang dikenal dengan ALERGI, dan yang terjadi adalah bentol-bentol dan gatal.

Nah kita sudah tau khan proses panjang dari seekor nyamuk yang kebetulan beruntung menggigit kita? Walaupun nyamuk itu “hanya” membutuhkan darah kita untuk telur-telurnya, tapi hati-hati, nyamuk itu juga membawa ratusan virus dan parasit dalam tubuhnya dan moncongnya, yang akan masuk dalam tubuh kita sewaktu dia menghisap darah kita. Banyak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, yang tekenal antara lain MALARIA, DEMAM BERDARAH.

Jadi jangan pernah kasihan atau berbaik hati pada nyamuk, hindari diri kita dari gigitan nyamuk, jagalah lingkungan sekitar agar tidak menjadi sarang nyamuk.

sumber : http://gak-takut13.blogspot.com/

Mengapa sih kita menguap ?

Mengapa Kita Menguap ?

kamu tau gak sih mengapa kita menguap ?  , identiknya sih kita menguap jika mengantuk  but ,ternyata Kita ternyata tidak hanya menguap di saat mengantuk. ternyata Manusia menguap bisa disebabkan karena temperatur otak yang lebih tinggi daripada biasanya. Dan menguap adalah bentuk reaksi untuk mendinginkan otak yang panas..


Tim peneliti Universitas Binghamton menyimpulkan bahwa menguap ada hubungannya dengan suhu di otak kita. Artinya, menguap berfungsi untuk “mendinginkan” otak kita.
Analoginya sebagai berikut: Otak kita bekerja seperti halnya komputer. Nah, komputer bisa beroperasi dengan efisien bila tetap dingin. Karena itulah dibutuhkan komponen seperti kipas, heatsink, agar komputer tidak cepat panas dan berhenti bekerja.
Demikian juga kerja otak, pemanasan yang terjadi lewat aktifitas berpikir dan bergerak membuat suhu di otak meningkat tajam. Menguap pun merupakan solusi untuk mengembalikan suhu yang stabil bagi aktifitas otak itu sendiri.
Menguap juga tampaknya menjadi bagian dari sebuah momen transisi dalam otak. Seperti misalnya pada periode sebelum tidur dan setelah bangun tidur. Kondisi seperti multiple sclerosis (melibatkan disfungsi thermoregulatory), migrain dan kejang epilepsi ditengarai juga menjadi penyebab serangan menguap yang berlebihan.
Lantas, mengapa menguap begitu mudah menular?
Para peneliti tersebut meyakini, kita sering ikut menguap bila melihat orang lain lebih dulu menguap sebagai mekanisme otomatis dan terkait dengan sugesti. Studi menunjukkan bahwa menguap juga menular mungkin terkait dengan kecenderungan ke arah empati; mencoba memahami sebuah berhubungan dengan orang lain.
Diperkirakan, 55% orang akan menguap dalam waktu lima menit setelah melihat orang lain menguap.
Uniknya, sebuah studi tahun 2007 menemukan bahwa anak-anak dengan gangguan spektrum autisme tidak meningkatkan frekuensi menguap setelah melihat video orang lain menguap. Hal ini mendukung klaim bahwa penularan dalam menguap berhubungan dengan kapasitas empatik.
Menguap Pada Hewan
Pada hewan, menguap dapat berfungsi sebagai sinyal peringatan. Charles Darwin, dalam bukunya The Expression of the Emotions in Man and Animals menulis bahwa babon menguap untuk mengancam musuh-musuh mereka (mungkin dengan menampilkan gigi taring besar)

Foto: Planet-science
Sejenis babi di Guinea juga menguap karena berhubungan dengan kemarahan. Hal ini sering disertai dengan gigi gemeletuk serta suara mendengkur.
Lain lagi fungsi menguap pada penguin, hewan ini menguap sebagai bagian dari ritual pacaran mereka.
Sementara ular menguap untuk menyetel kembali rahang mereka setelah makan dan untuk alasan pernapasan.
Yang paling mendekati dengan kebiasaan manusia justru anjing. “Sahabat setia manusia” ini sering menguap setelah melihat manusia menguap.